Orang-orang di jalan raya memang selalu lucu. Bokep live Anak laki-laki yang berjualan itu malah tersenyum. Polos sekali. Meskipun hujan membuatku gigil, atau panas yang datang tak tanggung-tanggung. Tapi tidak semua orang di jalan raya itu lucu. Aku memang tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Dia terlihat girang sekali memperoleh uang seribuan. Tidak tampak rasa takut dalam dirinya. Aku mematung di tempatku berdiri. Aku langsung ingin mengutuk diri. Dia menjajakan kantong-kantong plastik hitam itu ke setiap pengendara yang singgah karena lampu merah. Di dekat semak-semak, tak terlalu jauh dari tepi jalan, di tempat yang agak gelap. Aku langsung ingin mengutuk diri. Anak laki-laki itu juga ikutan merokok. Adakah yang lebih tabah dari aku? Darah seketika muncrat ke mana-mana. “Woi!” teriak salah satu anak dari gerombolan itu dengan kasar. Dia terlihat girang sekali memperoleh uang seribuan. Aih, kalimat ini mengingatkanku pada Hujan Bulan Juni milik Sapardi. Tapi seperti yang aku katakan, aku tetap bertahan pada tempatku berdiri. Seharian ini, aku memang dirundung hujan, dan aku tidak berlari. Itu karena anak perempuan dalam mobil sedan itu terlihat ingin muntah, jadi dia membutuhkan kantong plastik hitam demi memuntahkan semua isi perutnya.