“Ngapain”
“Lihat laut, ngedengerin ombak, ngapain aja deh. Boleh ya? Bokep indo viral “Biarin Mas, daripada besok dikuasai partai lain?”. Semua aku lakukan dengan sedikit hati-hati, karena aku sadar betapa besar batang kemaluanku untuk Mikha, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dia pun menatapku. Bukan menghujat. Dari baju kaosnya yang pendek, dapat kulihat putih mulus perutnya. Mereka lumayan loyal terhadap partai mereka itu, walaupun tampak sedikit kecewa, karena pemimpin partai mereka itu kurang berani bicara. “Eh, Mas, Mas Joe! Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya. Aku mendekati kerumunan simpatisan partai. Nanti lecet…”
Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Jangan didiemin aja.”
“Gimana caranya?” Tanyanya polos. Selalu ingat Ipet, kalau aku sendirian.”
“Ipet?”
“Pacarku.”
“Oh. Saat itulah pandanganku bertemu dengan tatap mata seorang gadis yang bergerombol dengan teman-temannya di atap sebuah mini bus. Kemana lagi?”
“Kita ke pantai saja yuk. Waktu terus berlalu. Terdengar suara aneh. Boleh ya? Gak ada yang mau ngantarin nih.”
Aku pun mengangguk. Harapan-harapan mereka, tanggapan mereka, dan pendapat mereka. Aku pun duduk dekat mereka, berbincang tentang pemilu kali ini. Lalu kami pun menuju mobilku. Sama saja kejadian waktu meliput demontrasi mahasiswa dulu.
