Aku tidak tahu tapi aku teramat jengkel dengan diriku sendiri. Bokepviral “Woi!” teriak salah satu anak dari gerombolan itu dengan kasar. Malam semakin larut. Jika hujan, tidak ada yang lebih indah selain melihat orang-orang berpayung, melompati genangan air hingga terciprat dan sesekali mengenai pakaian mereka, lalu tiba-tiba ada suara tawa di bawah payung-payung itu. Dia terpelanting. Atau seorang lelaki berjaket jins yang memayungi seorang perempuan yang jelas-jelas memakai jas hujan. Kisah-kisah miris semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari. Semoga berkah,” ucap anak laki-laki itu sambil menunduk-nundukkan badannya. Hingga beberapa gerombolan anak datang menghampiri anak laki-laki itu. “Kamu tidak perlu melakukan itu.”
“Aku tidak ingin kamu sakit.”
“Aku sudah pakai jas hujan.”
“Itu tidak cukup.”
Lalu, sebuah mobil di seberang jalan membukakan pintu. Aku tidak tahu tapi aku teramat jengkel dengan diriku sendiri. Tapi seperti yang aku katakan, aku tetap bertahan pada tempatku berdiri. Aku serius soal ini. Itu cuma dugaanku. Di tengah keremangan, aku menyaksikan anak laki-laki itu bersama dengan gerombolan anak yang tadi. Mereka kemudian pergi ke tempat yang dituju. Tapi seperti yang aku katakan, aku tetap bertahan pada tempatku berdiri.
