Maka dengan ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan suara aku memperjelas pandanganku. Selama lima menitan ia merangsangku dengan jilatan dan sentuhan-sentuhan erotisnya di sekujur titik kenikmatan tubuhku. Bokep Viral Aku dilanda kegalauan yang amat sangat, beberapa teman menyarankan untuk aborsi. Oohh…benda itu sudah sangat keras dan besar, aku menerka-nerka ukurannya. Ia juga menatap keindahan pahaku yang terpampang di depannya. Tangan kirinya mengusap-usap paha kanan bagian luar, sedangkan telapak kanannya mengusap-usap betis kiriku. Tak lama kemudian…yess…selesai sudah bagian akhir dari tugas yang sangat melelahkan ini. A-apa…apa ya maksud Bapak ?”. Hal ini sudah biasa bagiku dan tidak menjadi sesuatu yang istimewa sehingga aku cuma menyahut kecil saat satu-demi satu rekan-rekanku pamitan mau pulang duluan. Mereka begitu larutnya dalam hawa nafsu sampai tak sadar sedang kuintip. Ia tahu tak lama lagi aku akan klimaks, maka dengan segera ia menghentikan permainannya, ia berbisik.. ”Euhh… euhh…mmmmhh Pak” rintihan bergairah Eva terus menerus keluar dari mulut manisnya, terkadang pelan dan terkadang tanpa disadarinya keluar cukup keras.Sementara pinggul Pak Hendro terus bergerak makin cepat maju-mundur membombardir liang kenikmatan Eva, diselingi dengan gerakan memutar hingga penisnya mengaduk-aduk vagina bawahannya itu. Tangannya segera bergerak mengelus dadaku.
