Satu persatu anggota
OPM
itu menggilir Artika. Di tengah kerumunan itu ternyata terdapat sebuah
panggung kecil, berbentuk segi empat, sekitar lima kali lima meter
dengan tinggi sekitar setengah meter terbuat dari kayu dan bambu. Bokep Viral Dia bergidik ngeri membayangkan bila Wewengko menggagahinya.“Jangan mimpi!” Artika secara tidak sadar meludah saking
jijiknya.“Hmm.. tsk….” Tira mencibir. Artika
hanya bisa mengangguk lalu berdiri. Wewengko di atas Artika. Artika hanya bisa mengangguk,
lalu mulai menggerakkan pantatnya maju mundur sambil melingkarkan kaki
mulusnya ke pinggang Wewengko. “Kalau begitu pimpinan
kami ingin bertemu denganmu.”Pria Papua itu lalu memberi perintah untuk mengikat tangan Artika dan
menutup matanya. Rupanya malam itu turun hujan yang
sangat deras sehingga suasana menjadi dingin.“Jangan takut Sayang..” Wewengko mendekati Artika dan kemudian
duduk di sebelahnya sambil membelai rambutnya. Sesaat kemudian Wewengko datang memasuki kamar
membawa makanan dan minuman. Dia berusaha bersikap profesional. Kunjungannya kali ini
merupakan kunjungan pertamanya ke Papua. Tidak hanya di wajah Artika tapi juga di
dada dan punggung Artika. Artika hanya bisa menangis diperlakukan seperti itu.“Jangan menangis Manisku,” Wewengko membelai rambut Artika yang
masih basah. Artika langsung mengejang ketika vaginanya dikerjai oleh
Wewengko. Biar tambah
montok katanya tenang.Berjam-jam lamanya Artika dikerjai dengan begitu brutal. “Pria itu berujar dengan
suara berat. Ranjang berukuran double itu terletak di
tengah ruangan, berhimpitan dengan dinding.
