Seperti biasa, sepulang dari kantor aku selalu memanfaatkan waktu untuk beristirahat di sebuah cafe yang terletak tak jauh dari kantorku. Bokepviral Disini, aku permainkan puting susunya dengan lidahku, sehingga membuatnya tak kuasa menahan gejolak hawa nafsunya. Aku jadi semakin berani, dan tanganku coba meremas daging kenyal di dadanya, sementara ia juga terlihat mencoba menrambat ke sela-sela sudut pahaku.Anggi terlihat mulai tak sabaran untuk bisa mengelus-elus rudalku yang sudah menegang sejak tadi. “Anggi..? Mendengar desahannya itu, aku jadi semakin bernafsu. Jilatanku terus merambat turun ke pusarnya, dan terus ke gundukan di sela kedua pahanya. Perlahan-lahan, aku arahkan kepala rudalku di sela-sela pantatnya yang bahenol. Ia terlihat pasrah, dan aku jadi makin berani untuk berbuat lebih lagi. Secara perlahan-lahan, ia mencoba untuk bisa membuka resluiting celana ku, dan sesaat ia terkejut merasakan betapa besarnya punyaku. “Tak apa-apa, mudah-mudahan saja sekarang aku tak subur, karena jadwal datang bulanku dua hari lagi,” katanya sambil memelukku sambil mengelus dadaku. “Anggi, mimikmu begitu indah dan kenyal.
