Toni pun tertawa mendengarnya. Bokep jepang katamu..” belum selesai Santi bicara Toni sudah bicara. Didekatkan pinggulnya ke selangkanganku. “Oh ya.. Pahanya dibuka mempertunjukan seluruh alat kemaluannya. hiks.. terus Ton..!” Santi menggelepar-gelepar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tubuh mereka berkeringat, basah sekali. Belahan bibir kemaluannya yang sedikit kecoklatan terlihat sangat tebal membentuk sebuah bukit kecil. Santi merasa dengan begitu maka peran itu pasti jatuh ke tangannya. Spermanya dan cairanku telah jadi lem. “Namanya siapa?” kata Toni lalu duduk dan mengambil setumpuk kertas di mejanya. “Kami waktu itu berenang tidak memakai baju. “Tentu aku setuju Ton. Dia lingkarkan tangan di pinggang dan mulai mendekapku lembut. “Ha.. Kita lihat kamu serius tidak menjalani kariermu.” “Sekarang kamu mau nggak peran tadi?” lanjut Toni bertanya. Otot vaginaku seperti tersedot-sedot. “Baik Ton.!” kata Santi terlihat canggung waktu mengucapkannya. “Kami waktu itu akan berenang, rencananya mau ganti baju renang di kamarku. Mereka berpagutan beberapa saat. Waktu itu aku merasa tegang sekali, menduga-duga apa yang akan dia lakukan. Penisnya sudah penuh, keras dan tegak menunjuk ke arah Santi. Kalau mau peran utama, nanti tunggu film yang baru lagi, kamu casting lagi sama saya.
