Setelah meletakkan nampan itu di meja, ia kembali naik ke ranjang di sisi saya. “Hey, cool dong!” hiburnya, “Kita bisa ketemu lagi kapan-kapan kalau kamu mau. Bokep indo Di bawah sinar lampu yang terang benderang, saya berdiri setengah telanjang di hadapan seorang wanita yang baru saja saya kenal tadi siang. Namanya, sebut saja Jenny. Saya benar-benar ingin melewatkan hidup saya bersamanya terus. Saya terpaku di bibir ranjang sambil memegangi cangkir teh yang sudah kosong, seolah tidak tahu harus berbuat apa. “Kamu nggak punya boyfriend kan?” tebak Jenny di sela obrolan. Aduhh, Jenny benar-benar mengerti bagaimana menaklukkan seorang wanita innocent seperti saya ini. Kami berbagi kehangatan dengan sangat mesra pagi itu, dan kejadian itu sempat terulang beberapa kali lagi di hari-hari setelahnya, sampai kemudian saya mendapati apartemennya kosong dan teleponnya tidak diangkat. Mungkin juga saya dapat menemukan peluang lain yang membuat hidup saya lebih berarti daripada sekedar karyawan admin di sebuah perusahaan kecil? Semula saya merasa sedih. Namun ada seseorang lagi bersama dua orang centeng itu. Kaosnya oblongnya agak tersingkap ke atas, membuat perutnya yang indah mengintip nakal.
