Nyaris saja kopi susu itu keluar dari mulutku dan membasahi foto copy makalah di atas meja. “Chie…” erangku tertahan, mataku terpejam. Bokepviral Kunikmati kehangatan liang kemaluannya saat batang kemaluanku menyesakinya, menggerak-gerakkan pinggulku, meresapi segala rasa yang dihadirkannya dalam sanubariku. “Aku besok ujian, Chie.”
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 malam. “Sial lu, Jay.”
Jay tertawa, mengambil tempat di kursi di depanku, menatapku lekat dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Sibuk memburu keperawanan bidadari-bidadari lugu. Nafsu sudah memenuhi rongga-rongga kepalaku, membuatku terengah dan mendesah saat rabaanku menemukan kemaluannya di balik roknya yang tersingkap. Betapa aku sangat menyayangi gadis ini. Di saat aku pun berjuang melawan desisan hawa nafsu yang bergejolak dalam diriku.“Ray…”
“Ada, pasti ada suatu saat nanti,” desahku. Itukah sebabnya kamu diam saja mendengar selorohanku tempo hari? “Kenapa tidak terus, Ray?”
“Aku… aku akan membiarkanmu dalam dosa-dosamu.”Kulangkahkan kakiku meninggalkannya. “Yang tadi itu,” kata Chie.“Chie, bagiku keperawanan itu sama saja bagi semua orang. Sibuk memburu keperawanan bidadari-bidadari lugu. Dan itulah yang membuatku tertawa.