“Aduh.. Bokep jepang emhh!” sepertinya itu suara mereka berdua sedang berciuman sehingga desahannya terhambat, aku tidak tahu persis karena waktu itu pandanganku tertutup tubuh Sinta. Tanganku disentuh & diusapkan pada suatu benda kenyal olehnya. “Ah luka kecil, nggak lama juga sembuh kok, kalian tenang deh.” “Le, kamu hebat deh tadi, makannya kita ke sini rencananya mau membalas budi nih, kami ada hadiah kecil buat kamu,” sahut Diana. Tubuh Sinta yang sudah basah kuyup oleh keringat melemas kembali dan merosot sampai terduduk di lantai, keringat di punggungnya membasahi tembok di belakangnya. Akhirnya aku merasakan salah seorang duduk di sampingku dan meraih tanganku. Kudekati Sinta masih tetap dalam posisinya. kasar.. “Hei, hei.. Mereka lalu menyuruhku telentang di ranjang, aku tidak tahu mereka mau apa lagi tapi kuturuti saja. aaahh.. hi.. Kami saling raba bagian-bagian sensitif selama beberapa saat dan kini kuangkat kaki kanannya masih dalam posisi berdiri dengan bersandar di tembok. Diana yang biasanya pendiam dan lemah lembut itu, malam itu begitu liar & penuh nafsu jauh dari yang sehari-hari.Sinta tidak tinggal diam, dia memelorotkan celana trainingku dan CD-ku sehingga barangku yang sudah tegang menyembul keluar.
