Bayu.. Benar.”Bu Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Kenapa?”Aku hanya diam membisu. Bokep indo Bay.” kata Bu Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.“Hirup aromanya….” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya. Kami saling menatap. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah kemaluannya adalah nafas kehidupannku.“Luar Biasa…” kata Bu Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Benar.”Bu Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Kenapa?”Aku hanya diam membisu. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus klitoris yang berwarna pink. Aku menghembuskan nafas. Betis juga tak kalah menarik karena terlihat putih dan terawat.Saat sedang asyik menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Bu Lia..“Bayu, aku merasa bahwa kamu sering melirik ke arah betisku. Di paha bagian belakang mulus tanpa rambut. Aku sudah tak mampu berpikir waras. Jika sedang tidak ada rekan kerja yang lain, ia pun dengan santai memanggil namaku tanpa embel-embel “Pak”.Tanpa kusadari, lama-lama aku merasa senang memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi serta kedua lututnya lebih terbuka, tentu pemandangan yang ada akan lebih jelas lagi. Suka betis Mbak. Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak bisa bergerak.
