Ketika pada ronde berikutnya Aku gantian minta meng-oral dia, sudah kuduga Alia menolak. Bokepviral Kulihat arlojiku. Aku tak kaget kalau dia sudah tak perawan lagi. Juga bagi Anda yang tak suka kisah-kisah kegagalan. satu-satu dong, semangat banget.”
“Semangat dong, kan kita bisa ketemu.”
“Pengin ketemu, gitu?”
“Ah elo, kaya engga tahu aja. “Malu ah Mas. Lagian kalaupun turun, tak ada masalah bagi Mas.”
Dia diam lagi. Kuusap, amat pelan, klitorisnya dengan telunjukku. Aku tak begitu memperhatikan ceritanya. Diapun tak berusaha mencegah ketika celana dalam yang masih di pahanya itu kutarik lepas kembali. Bingung. tapi masa tiba-tiba “nyerang”, begitu. Rangkulan di bahunya kupererat lalu kuciumi wajahnya. Hatiku bersorak. Akupun dengan tenangnya menikmati orgasme di dalam tubuhnya. Alia mengerang. Tak ada gerakan perlawanan. “Alia, elo tahu kan, gue pengin banget ketemu. Sebentar lagi sampai besok pagi Aku bisa bersamanya. Alia melenguh pelan. Main tarik-ulur? “Yah, supaya kita bisa kangen-kangenan, ngobrol, bebas dari gangguan.”
Diam. Dia sudah mau masuk kamar dengan pintu tertutup, apakah ini bukan suatu tanda? Juga tak menampik jariku yang meraba pintu vaginanya. Sampai aku harus menutup mulutnya agar suaranya tak sampai kedengaran dari luar kamar.———-Kami berdua masih tergeletak lemas, tak berbicara, asyik dengan pikiran masing-masing. Masih menatapi tubuhnya bahkan sempat berpikir, mulai dari mana? Inilah tubuh yang beberapa hari terakhir ini terus tertutup walaupun banyak kali
