Bergantdian Fera kini telentang.“ Pijit saya Mas..! Bokep live Paling tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat karena kepayahan memijat. ”
Yes..! ”
Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aku perhatikan dia sejak bangkit hingga turun. Tunggu apa lagi. Apakah perlu menhitung kancing. Apakah perlu menhitung kancing. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Dari perut turun ke selangkangan. Sungguh,dadaku tiba-tiba berdetak kencang sekali,“ Bang, Bang kiri Bang..! Dari iramanya bukan sedang berjalan. ”
Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. “ Iya itu, bener … ”
Seketika itu juga aku menutup jendela angkot dan melihat kearahnya lagi,
“ Terima kasih, ” ucapnya. Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat. Aku masih di atas angkot. “ I…i … Ini mksdnya …? Lha wong Mbak Fera menutupi wajahnya begitu. Lama sekali dia memijati pangkal selangkanganku. Kini dia tidak malu-malu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku. ”
Dia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang disobek sekenanya. Kedua kali dia memasukkan jari tangannya. “ Yang.., cepat-cepat berkemas. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.
