Aku mengintip dari kaca nako. Malah tangannya mulai
menyentuh kejantananku, memegang batangnya. Bokep terbaru Aku naik kembali ke tempat
tidur. Ya ampun! Kami tak pernah
bersetubuh. Perlahan kutekan
dadanya, tetap tidak ada reaksi. Aku pun berdiri. Kak
Tina tampak kepanasan. Jantungku berdebar-debar. Karena selalu mengisi
bak mandi, badanku jadi berisi. Sesekali aku ingin juga membaca novel lainnya, tapi Kak Tina tak
pernah mengijinkan aku menyentuh apa lagi membaca novel-novel itu. Apalagi kalau
novel-novel erotiknya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Tanpa apa-apa. Ternyata Kak Tina tidak terpengaruh. Segera saja aku berlalu ke kamar
mandi untuk pipis. Kami tak pernah
bersetubuh. Jadi siapa? Aku memandangnya. Antara rasa takut akan ketahuan dan kenikmatan
meletakkan tanganku di atas dada seorang dara. Celana
seragamku aku rendam di kamar mandi. Mengelus-elus
si kecil yang telah bangun. Masih boleh kok. “Capek, Kamu makin lama tambah berat. Suatu rasa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku tetap memegang
dadanya, sampai aku tertidur dengan damai. “Sapto. Aku coba mengusapnya, seiring dengan
usapannya di pahaku. Mata Kak Tina mendelik-delik,
nafasnya terengah-engah. “Bangun! Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. Setelah makan, seperti biasa aku dan Kak Tina
menuju kamar kami. Aku dan Kak Tina berpelukan telanjang bulat di atas ranjang kami. “Dan, kamu tak boleh lagi tidur denganku”, Katanya lagi. Aku memegang celana
pendekku di daerah depan. Waktu kembali ke kamar, posisi tidur Kak Tina
telah berubah. Jadi aku bisa bebas menyentuh dada dan kewanitaannya.