Aku meraup semuanya, sampai-sampai Eksanti merasa agak kesakitan. Aku mengikuti setiap gerakan yang dibuatnya terhadap tubuhku lalu aku mempraktekkan kepadanya. Bokep indonesia Sungguh, jantungku deg-degan saat itu. Eksanti juga melingkarkan tangannya di pinggangku. “Santi, aku cuma ingin pergi berdua denganmu, sekali saja.., sebelum kamu benar-benar menjadi milik Yoga. Aku meraup semuanya, sampai-sampai Eksanti merasa agak kesakitan. Aku menghisap dalam-dalam. Tangannya yang penuh dengan busa sabun, begitu lembut mengocok batang kejantananku sehingga aku merasa sangat nikmat. Aku menggeleng lalu tersenyum, bahkan aku malah menyuruh Eksanti untuk membuka celana jeans yang dipakainya.Tangan kanan Eksanti berhenti pada permukaan kancing celananya. “Ecchh.. Bukit-bukit di dada Eksanti naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. “Kita kan sama-sama sudah ada yang punya, Mas.., nanti kalau ketahuan gimana?”
Nah, kalau sudah sampai disini aku merasa mendapat angin. “Occhh..”, aku menjerit panjang. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena situasinya memang tidak memungkinkan.Di kantor.., di rumah.. Aku mengangguk. “Mas ‘kan sudah janji untuk tidak melakukannya, ‘kan?”, tiba-tiba Eksanti berbicara. Matanya perlahan terpejam. “Pokoknya tempat di mana tidak ada orang yang bisa mengganggu ketenangan kita, Santi”, jawabku sambil memandang permukaan dadanya yang baru saja aku remas-reMas. Pahanya begitu mulus. Dia tertawa pelan, “Mas, kenapa, sih?”, ia memandangku lembut. Namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan-pelan, untuk menurunkan daya
