Sesekali bibir Tia mengecup keningku dengan hangat dan tangannya membelai lembut setiap helai rambutku. Bokepviral Aku lihat wajah Evi sudah berseri-seri kembali, tidak seperti kemarin malam. Sepanjang jalan, aku gandeng tangannya. Dadaku bergemuruh kencang hingga sulit untuk menelan ludah. Karena sudah capek menunggu Tia,akhirnya aku putuskan untuk mengajak Evi berjalan-jalan pagi mengitari kampung. Setelah keringat kami mengering, Evi pun menggandeng tanganku menuju Kamar mandi. Aku pun menyadarinya. Ya Tuhan … begitu naifnya hamba Mu ini.Pagi itu Tia mengajakku berenang, tp aku menolak karena aku memang tidak bisa berenang. Aku tau pasti, Evi pasti marah dan cemburu melihat kedekatanku dengan Tia. Tentu saja dia cemberut sampai mukanya dilepat-lipat jadi tujuh.Sesekali aku hanya bisa mencuri-curi pandang ke arah Evi yang matanya juga tidak pernah lepas menatap setiap gerak gerikku dan Tia. Mengapa bukan Hendra atau Rudi yang mereka perebutkan?Untuk menebus kesalahan, akhirnya aku mengabulkan permintaan Evi untuk mengantarnya ber window shopping ke Cirebon Mall. Apa sih menariknya aku hingga ada 2 gadis cantik yang memperebutkan aku.
