Perutku bergejolak mual-mual, apalagi tubuhku terus digoyang dari arah vagina. Aku mendapat nomor 203, itu adalah kamar di mana pelanggan yang sudah berhasil membayar Alex dengan harga yang ia mau. Bokep Viral Entah apa yang ia lakukan ketika aku tertidur, entah dia meniduriku atau tidak, namun ku cek pakaianku masih utuh. Aku menjadi takut dengan ancamannya, sepertinya dia tidak main-main, apalagi kemarin-kemarin dia sudah berani menculik Chelsea.***Ku bangkit dan berpakaian yang rapi, mencoba melangkah walau pun sedikit lemah. Aku hanya bisa pasrah, membiarkan pria-pria itu terus-terusan menggagahiku, inilah pilihanku, menyelamatkan Chelsea dan Herman dengan resiko seperti ini. Perutku bergejolak mual-mual, apalagi tubuhku terus digoyang dari arah vagina. Namun perutku sudah kosong, muntahanku pun menyakitkan sekali, perutku sakit memaksakan aku harus muntah lagi. Kepalaku masih pusing, penyakitku sudah sangat menyiksa diriku, kembali aku memuntahkan sesuatu yang cair dan bau. Geli rasanya, mereka menggunakan jari-jarinya untuk menyentuh vaginaku. “HOEK”, aku seperti ingin muntah, namun tidak keluar. “Lex, aku ingin mohon sesuatu…”, kataku memohon. “Putih ya”, puji salah satu pria yang naik ke atas tubuhku. Alex memaksaku mengenakan baju seksi yang ada dalam di ruangan, ruangan yang penuh dengan pakaian dan perhiasan, aku boleh memilih apa saja untuk ku pakai, asal aku terlihat seksi.Setelah selesai, Alex kemudian membawaku sebuah ruangan lagi.
