Sambil menatap mataku, dia bertanya,“Benarkah?”Aku mengangguk pelan sambil menangis,“Aku hamil, mas…”Jelas suamiku juga kaget. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Bokep Viral Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide.Sorenya, segera kutelepon Eki menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Eki.“Assalamu’alaikum, Bu. Tangan Eki meremas-remas susuku.Ohh, nikmat sekali.Kontol kecil itu benar-benar hebat. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Eki kalau dia minta lobang pantatku. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah lebih 42, aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Aku juga mau,” kataku manja.Kemudian aku menggeser Eki agar menindih di atas tubuhku. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Dia bahkan tak berani menatap wajahku.Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.“Kita sini aja, Bu, kalau Ibu mau. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Sudah lama Eki tidak merasakan lobang pantatku. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan.
